Lima Cara Berdoa (Bagian 1)

PROLOG

Menyenangkan?

Apa ? Berdoa? Lalu terbayanglah di benak kita sebuah kegiatan yang penuh dengan kekhusukan, tangan terkatup, lutut menekuk, mata terpejam, yang biasanya dilakukan di Gereja, di Altar, di gua maria dan tempat-tempat yang dianggap suci lainnya

Parahnya lagi banyak dari kita baru mulai rajin berdoa bila kesulitan datang mendera. Berdoa adalah aktivitas yang kita agungkan tapi betapa sedikit waktu yang kita berikan untuk melaksanakannya. Kalaupun dikerjakan, biasanya akan muncul banyak ketidakbetahan, yang tiba-tiba saja begitu banyak gangguan yang datang.

Berdoa baru berlangsung selama lima menit, pinggang mulai pegal, duduk terasa kurang nyaman, sulit untuk konsentrasi dan keadaan luar begitu mengganggu mulai dari nyamuk, suara bising, panas, dingin, tempat duduk, bla bla bla..

Berdoa sebenarnya kita rindui tapi ah - kalau mau jujur - betapa membosankan dan kurang menyenangkan. Tidak percaya? Periksa saja berapa lama kita tahan berdoa. Berapa kali dalam sehari kita berdoa? Berapa dari 24 jam yang kita punyai, kita sisihkan untuk berkomunikasi dengan Tuham? Atau mana yang akan kita pilih : berdoa atau kegiatan yang kita anggap lebih menyenangkan seperti shopping, memancing atau berkumpul dengan teman-teman?? Bandingkan dengan Yesus yang tahan bermalam-malam berdoa, yang pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap mencari tempat sepi dan berdoa…

Pertanyaannya, dapatkah doa (atau adakah metode doa yang) menjadi sebuah aktivitas yang tergolong menyenangkan? Yang menerbitkan sukacita dan kerinduan jika melakukannya?




Ragawi?
Selain kurang menyenangkan, berdoa juga dianggap sulit, penuh misteri dan tidak sederhana serta praktis dan lebih-lebih tidak ada hubungan dengan kesehatan secara fisik. Berdoa semata hanya keselamatan surgawi-jiwani dan bukan atau tidak berkaitan dengan keadaan fisik-badani pendoanya. Gejala in dapat dilihat, betapa sulit bagi kita kaum awam untuk berlutut agak lama, atau duduk dalam posisi sila-lotus; belum ada tujuh menit, muncullah banyak sekali ‘semut-semut-tak terlihat’ yang berarak menebalkan kaki dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Lalu doapun terhenti.

Pertanyaannya, dapatkah doa(atau adakah metode doa yang) juga berguna atau mempunyai pengaruh bagi ragawi kita selain jelas bernuansa rohaniah? Mengingat bahwa manusia juga adalah mahluk kesatuan antara jiwa dan badan, antara jasmani dan rohani…

Terfokus? Sederhana?
Kesulitan berdoa juga muncul dalam hal mengendalikan pikiran, jiwa dan jalannya angan-angan. Begitu duduk diam atau membuat tanda salib pembuka, saat itu juga serta-merta kita ingat akan hal-hal di rumah, di kantor atau pelbagai persolan yang belum terselesaikan. Beigtu aktifitas doa dimulai, pikiran kita pun mulai melayang-layang, bukan pada Allah yang kita ajak komunikasi, namun slalu pada hal lain. Begitu keras upaya yang diperlukan untuk membuat pikiran-jiwa kita hanya semata terpusat dan terfokus pada Allah. Banyak orang mengeluh disebabkan tidak gampangya berkonsentrasi hanya pada doa saja.

Pertanyaannya, adakah metode doa tertentu yang membantu kita untuk lebih cepat berkonsentrasi dan terfokus pada doa saja?

LIMA CARA BERDOA

Kesulitan–kesulitan berdoa di atas juga menjadi keprihatinan seorang pastor di Gereja Keluarga Kudus Pasar Minggu yang dalam tugas penggembalaannya banyak mendapatkan keluhan umatnya akan sulit dan kuran meyenangkannya sebuah kegaitan yang bernama: berdoa. Untuk menjawab dan mengatasi rintangan tersebut, Pastor Kepala Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia itu yaitu Pastor Martinus Hadiwijoyo, merancang sebuah cara atau metode berdoa yang diharapkan dapat mengatasi berbagai kendala dalam berdoa. Metode itu disebut sebagai 5 Cara Berdoa.

Diangkat dari Tradisi Gereja Katolik
5 Cara Berdoa ini sebenarnya bukan hal baru dalam tradisi doa Gereja Katolik Roma yang demikian kaya akan pengalaman iman dan doa itu. Kelima cara berdoa ini telah ada sejak berabad-abad lampau dan kini diformulasi atau dirumuskan dalam sebuah bentuk yang padu, terangkai dan tidak terpisahkan.

Dengan 5 cara berdoa ini diharapakan bahwa berdoa merupakan sebuah kegiatan yang menyenangkan, sederhana, tidak membosankan, membuat kita lebih mudah memusatkan hati dan pikiran kepada Tuhan dan dapat juga menyehatkan tubuh kita.

== Bersambung.... :)

==============

This (part of) article posted at Rumah Doa by courtesy of L. Mayensi.

Popular Posts