Lima Cara Berdoa (Bagian 2)

Berikut ini adalah 5 cara berdoa dengan penjelasan singkat mengenai makna dan latar belakangnya :

1. Doa dalam Devosi kepada Bunda Maria.
Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kekhasan Gereja Katolik Roma adalah bahwa kita secara khusus menaruh hormat dan penghargaan kepada ibu Yesus yaitu Bunda Maria. Rasa hormat yang diwujudkan dalam banyak bentuk itu dan seringkali disebut sebagai devosi kepada Bunda Maria. Tentu saja kita berdoa bersama dan melalui perantaraan Bunda Maria untuk tetap menuju pada Juruselamat kita, Yesus Kristus. Tidak pernah kita menyembah Bunda Maria secara pribadi, lepas dari kebersatuaanNya dengan Allah dan Yesus. Dengan dan lewat Bunda Maria, kita mohon didoakan dan disampaikan kepada PutraNya, Yesus dari Nazaret. Memang banyak bentuk devosi kepada Bunda Maria, diantaranya adalah berdoa Novena Tiga Kali Salam Maria dan Rosario. Pada awal 5 Cara Berdoa, peserta diajak untuk berdoa dengan dan melalui Bunda Maria dengan mendoakan Novena Tiga Salam Maria atau Rosario. Novena haekekatnya adalah berdoa bersama dan dengan Bunda Maria, sama seperti Para Rasul berdoa selama 9 hari menantikan kedatangan Roh Kudus - sesudah Yesus naik ke Surga - dengan ditemani oleh Bunda Allah sendiri. Untuk ujud Novena dapat disepakati bersama oleh para peserta. Begitu juga dengan cara mendoakannya: bisa dengan bergantian per alinea antara peserta laki-laki dan perempuan atau pemimpin doa dan peserta atau bergantian berdasarkan posisi duduk.

2. Doa dalam Nyanyian.
Memuji Allah dengan lagu tidak kurang maknanya dibanding dengan berdoa cara lain. Bahkan ada yang mengatakan bahwa menyanyi (lagu rohani) yang baik adalah dua kali berdoa. Itulah sebabnya para peserta juga diajak untuk memuji Allah lewat lagu. Agar tidak sulit dalam menghapal dan mengikuti lagu maka lagu yang dipakai biasanya dari kaset yang telah disiapkan, dari side A atau B; dengan memakan waktu kira-kira @20 menit. Pilih saja salah satu side, bisa A atau B. Dengan iringan kaset tersebut (seperti karaoke) semua peserta diajak untuk bernyanyi dengan lantang, tidak usah takut salah atau punya suara kurang merdu. Bersuara yang keras dan lantang melalui lagu ini juga bermanfaat bagi pengolahan nafas yang panjang, kuat dan sehat. Doa dalam lagu ini juga dimaksudkan untuk mengajak para anggota - yang biasanya sudah berusia lanjut - untuk mengolah nafas, bernafas dengan lebih tepat dengan tidak melupakan makna utama doa-nya.




3. Doa dalam Kitab Suci.
Peserta kemudian diajak untuk mendengarkan dan merenungkan Sabda Allah lewat pembacaan Kitab Suci. Pada tahap awal tujuan kegiatan ini lebih pada membiasakan umat untuk membaca Kitab Suci, untuk berani membuka, menyentuh dan kemudian membaca Kitab Suci. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak umat kita (katolik) yang kurang begitu akrab dengan Kitab Suci, enggan membaca apalagi merenungkannya secara rutin. Pada tahap ini sebaiknya dihindari kecenderungan untuk mengadakan tafsir atas isi Kitab Suci. Pertama-tama : baca saja dulu Kitab Suci, baik mengerti atau tidak. Nanti pada lain kesempatan bisa kita tanyakan pada Pastor atau pihak lain yang berkompeten atau bisa juga mengundang mereka pada pertemuan kita. Biasanya model yang dipakai adalah dengan membaca keras beberapa kali secara bergantian baik oleh pria dan wanita maupun berdasarkan posisi duduk. Kemudian disediakan waktu sejenak untuk meresapkannya serta merenungkan dalam hati masing-masing.

Bacaan yang diambil biasanya berasal dari bacaan misa untuk hari minggu yang akan datang. Setelah dibaca dengan keras kemudian diluangkan waktu beberapa saat hening, untuk merenungkan secara pribadi isi bacaan tersebut, kemudian ditutup dengan doa spontan. Sangat diharapkan bahwa bacaan ini dijadikan semacam ‘doa harian’ yang direnungkan tiap pagi atau malam dalam bentuk doa singkat secara pribadi di rumah/tempat masing-masing.

Sebagai selingan bisa juga diadakan semacan sharing atas bacaan tersebut. Perlu diingat bahwa sharing bukanlah tafsir isi Kitab Suci namun apa yang menggugah kesadaran dan hati kita karena kata/kalimat dari bacaan tersebut, hal-hal yang begitu menyentuh dan serasa Allah mengingatkan kita akan berbagai hal, peristiwa maupun pikiran dan tindakan kita dimasa lalu/kini. Sengaja dipilih bacaan untuk minggu selanjutnya untuk menyiapkan peserta dalam Misa Kudus hari minggu nanti.

4. Doa dalam Gerak Tubuh.
Bagian ini adalah khas dan keunikan tersendiri dari 5 Cara berdoa yang merupakan bentuk berdoa dengan gerakan dan ungkapan tubuh secara fisik disertai dengan pengaturan pernafasan. Kendati sebenarnya dalam tradisi gereja katolik banyak sekali menggunakan gerak tubuh sebagai symbol dalam berdoa misalnya berlutut, membuat tanda salib, tangan menangkup, tubuh telungkup (biasanya dalam acara tahbisan imam), mencuci kaki, mengakat tangan untuk memberi berkat dan lain lain. Dalam sebuah buku karangan Mangun Hardjana tentang (?) sikap sikap berdoa beserta maknaya (terbitan Kanisius), banyak sekali diungkapkan sikap fisik tubuh dalam berdoa. Mulai dari bersila, jongkok, berdiri dengan banyak posisi tangan. Namun, hakekatnya adalah bahwa gerak tubuh-lahiriah adalah ekpresi batiniah. Sikap doa tertentu mencerminkan sikap hati tertentu. Menjadi sangat khas dalam 5 Cara Berdoa ini karena sikap-sikap doa fisik tersebut dipadukan dalam sebuah rangkaian doa. Menjadi Doa dalam Gerak Tubuh. Ada banyak doa resmi Gereja Katolik yang dapat didoakan dengan cara yang khas, tidak hanya verbal atau dalam hati tapi juga melibatkan seluruh tubuh dan nafas kehidupan kita, seperti doa TANDA SALIB, BAPA KAMI, SALAM MARIA, AKU PERCAYA, DOA KEMULIAAN, MALAIKAT TUHAN, DOA TOBAT, SEPULUH PERINTAH ALLAH, dsb. Inilah salah satu keistimewaan doa dalam gerak tubuh yang bisa mendoakan doa-doa katolik dengan seluruh jiwa dan segenap RAGA-BADAN manusia disertai dengan pengaturan nafas tertentu…

5. Doa dalam Keheningan Meditasi.
Berdoa dalam keheningan yang merupakan cara berdoa terakhir ini akan mengajak para anggota untuk masuk ke masuk ketenangan batin dengan berbagai cara dan metode meditasi. Meditasi pada hakekatnya adalah bertemu Tuhan dalam keheningan batiniah. Sebagai persiapan, peserta tentu saja, harus membiaskan diri untuk bisa duduk dengan baik dan enak, belajar hening dengan diri sendiri - suatu hal yang tidak mudah dilakukan oleh manusia modern yang selalu sibuk, bising dan bergerak aktif. Padahal ada yang mengatakan bahwa Tuhan juga dapat ditemukan dalam keheningan dan keteduhan/ketenangan batin. Peserta akan diajak untuk menjelajah dunia meditasi dengan tahap-tahap latihannya.

Semua acara ini biasanya selesai dalam waktu tidak lebih dari 2 jam. Perlu diingat, 5 Cara Berdoa ini ini sebaiknya dilakukan secara berurutan dari 1 sampai 5, sehingga menjadi semacam ‘tata urutan kegiatan’.

Bisanya dapat juga diadakan semacam tambahan acara yaitu REKREASI biasanya dimasukkan sesudah doa dalam gerak tubuh, berupa tarian POCO-POCO, SAJOJO, DERO atau TARIAN PERDAMAIAN (ABJAD) dengan lagu Pisang Bola-Bola…

Bersambung lagi.... :)
==========
This (part of) article posted at Rumah Doa by courtesy of L. Mayensi.

Popular Posts