Doa Angelus

Tiap Minggu siang, umat kota Roma dan pengunjung yang jumlahnya ribuan bergabung dengan Paus Johanes Paulus II mengucapkan "doa Angelus". Kebiasaan ini dihormati juga oleh Paus Paulus VI.

Riwayat doa Angelus panjang dan menarik. Ketika doa Salam Maria mulai terkenal di abad pertengahan, umat mulai mengucapkan tiga kali pada sore hari untuk menghormati peristiwa inkarnasi. Menurut tradisi malaikat Gabriel mengunjungi Maria pada sore/senja hari.


Dalam tahun 1263, Santo Bonaventura dalam salah satu Sidang Umum Ordo Fransiskan menetapkan pada setiap senja dibunyikan lonceng. Pada kesempatan itu semua anggota biara Fransiskan menyampaikan salam kepada Ibu Yesus. Lonceng "Ave Maria" tersebut kemudian dibunyikan pada setiap malam untuk mengingatkan setiap anggota biara dan awam mengenai kasih karunia Allah dalam diri Puteranya dan perantaraan Bunda Maria dalam misteri penyelamatan. Kebiasaan ini kemudian berkembang dan pada awal 1318 di beberapa tempat, lonceng "Ave Maria" dibunyikan juga pada pagi hari. Uskup Parma, Italia minta agaar doa Salam Maria diucapkan untuk minta perdamaian.

Dalam tahun 1386, di Prague, lonceng dibunyikan setiap Jumat siang untuk menghormati Sengsara Kristus. Setelah itu tidak hanya pada hari Jumat tapi dibunyikan setiap hari dan dipraktekkan di Perancis. Dengan persetujuan raja Perancis, Paus Sixtus IV menetapkan doa Angelus siang hari. Jerman dan Italia kemudian mengikuti kebiasaan tersebut. Dalam tahun 1456 Paus Callistus III minta doa Salam Maria diucapkan pada siang hari untuk suksesnya Perang Salib. Di beberapa tempat doa Angelus sore hari diucapkan setelah doa malam di biara.

Doa Angelus pada abad ketiga belas berbentuk seperti sekarang terdiri dari tiga Salam Maria diselingi doa-doa lainnya ditutup dengan doa yang agak panjang. Menurut pendapat beberapa pengamat sejarah, doa-doa itu mula-mula diperkenalkan di Keuskupan La Rochelle Perancis pada aba ketiga belas

Paus Johanes XXII memberi indulgensi tertentu kepada orang yang mengucapkan doa Angelus. Menurut pengamat sejarah, beliau pulalah yang menyusun doa itu. Paus Pius V dalam tahun 1571 merevisi dan melengkapi bentuknya yang dikenal seperti sekarang. Pada waktu itu doa Angelus diucapkan pada dini hari untuk menghormati Kebangkitan Yesus, pada siang hari untuk Kesengsaraan dan pada senja hari untuk peristiwa inkarnasi. Di Italia doa Kemuliaan kepada Bapa ditambahkan setelah tiap Salam Maria untuk menghormati Trinitas Mahakudus dalam hubungan dengan Maria.

Paus Johanes XXIII dalam catatannya mengenai lonceng Angelus pada pagi hari menggambarkan lonceng dini hari merupakan tanda pergantian malam menjadi siang yang gemilang, pada saat itu langit menunduk bertemu dengan bumi. Salam malaikat kita jawab dengan penuh keyakinan: "Dan ia mengandung dari Roh Kudus..."

Pengganti Johanes XXIII, Paus Paulus VI menulis dalam ensiklik "Marialis Cultus". Doa Angelus kendati melewati abad demi abad tapi tetap tak ternilai dan tetap menyegarkan. Nilai kontemplasi dalam misteri Inkarnasi Sabda Allah, salam Malaikat Gabriel kepada Maria dan jalan untuk mencari perlindungan Maria masih tetap tak berubah.

Paus yang terakhir, Johanes Paulus II menandaskan doa Angelus tidak perlu diubah. Bentuknya sederhana, sifatnya dari Injil dan asal muasalnya berkaitan dengan doa perdamaian dan dengan misteri Paska.

Banyak keluarga Katolik dengan setia mengucapkan doa Angelus pagi, siang dan malam. Di beberapa tempat juga di Indonesia sebelum Konsili Vatikan II umat masih tetap mengucapkan doa itu tiga kali setiap hari. Di Larantuka misalnya dan di seluruh daratan Flores beberapa puluh tahun yang lampau bila mendengar lonceng Angelus berbunyi, umat langsung meninggalkan kesibukan dan mengucapkan Doa Angelus. Doa itu diganti pada waktu Paska dengan "Ratu Surga". Rumusannya dapat dilihat dibawah ini:

Malaikat Tuhan
Maria diberi kabar oleh Malaikat Tuhan, bahwa ia mengandung dari Roh Kudus. Salam Maria....
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu. Salam Maria...
Sabda sudah menjadi daging, dan tinggal diantara kita. Salam Maria...
Doakanlah kami ya Santa Bunda Allah, supaya kami dapat menikmati janji Kristus.

Marilah berdoa: Ya Tuhan, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus PuteraMu menjadi manusia; kami mohon, curahkanlah rahmatMu ke dalam hati kami, supaya kami karena sengsara dan salibNya dibawa kepada kebangkitan yang mulia. Oleh Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ratu Surga (waktu Paska)
Ratu Surga bersukacitalah, Aleluya.
Sebab Ia yang boleh kau kandung, Aleluya.
Telah bangkit seperti disabdakanNya, Aleluya.
Doakanlah kami pada Allah, Aleluya.
Bersukacitalah dan bergembiralah Perawan Maria, Aleluya.
Sabda Tuhan sungguh telah bangkit, Aleluya.
Ya Allah, Engkau telah hendak menggembirakan dunia dengan kebangkitan PuteraMu, Tuhan kami Yesus Kristus; kami mohon, perkenankanlah supaya kami bersukacita dalam kehidupan kekal dengan pengantaraan BundaNya, Perawan Maria, oleh Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tulisan diambil dari buku Perayaan Nasional Penutupan Tahun Maria 1988. Ditulis oleh: Maria Husni, Hidup, 21 Juni 1987.

Popular Posts