Jarum

September 2009, saat hidup berlangsung seperti sebuah rutinitas, saat sakit kepala menjadi hal biasa yang sudah sering kurasakan, entah karena beban pekerjaan atau sekedar masuk angin. Kuanggap biasa karena memang sering hanya dengan resep obat-obatan warung, sakit kepala itu tidak betah berlama-lama mampir.

Karena terbiasa, rasa sakit itu kuabaikan hampir sebulan lamanya. Sampai akhirnya aku menyadari ada sesuatu yang tidak biasa dari sakit kepala yang kali ini. Bagian belakang telinga sebelah kiri akan terasa seperti ditusuk-tusuk jarum apabila hari telah berganti malam. Deraan itu akan terasa lebih menyiksa saat udara dingin datang.

Pemikiran positif kuusahakan selalu ada di kepala walaupun kepala sedang didera rasa sakit. Sampai beberapa lama kupikir itu adalah sebuah hukuman dariNya karena kepalaku sering digunakan untuk memikirkan hal-hal yang bertentangan dengan aturanNya. Dan sampai beberapa lama pula kupikir itu adalah sesuatu yang pantas kudapatkan.

Awal Desember 2009, semakin menjadi-jadi rasa sakit itu karena sudah tidak mengenal siang ataupun malam dan telah menjalar sampai ke gigi serta mengganggu pendengaran. Pemikiran positif yang kuusahakan tetap ada di kepalaku secara perlahan mulai berkurang. Berganti dengan satu pemikiran yang sedikit tidak rasional. Ya, ada sesuatu yang masuk di kepalaku dan itu tidak mungkin bisa hilang dengan resep obat-obatan warung.

Ada perdebatan batin, sakit itu karena ulahku sendiri atau bukan. Bila memang itu karena ulahku sendiri aku harus bisa ikhlas menerimanya. Namun bila bukan, kepada siapa aku harus minta tolong, karena kutahu tidak mudah mengambil "sesuatu" yang menggangguku itu.

23 Desember 2009 malam, rasa sakit itu kembali datang dan kali ini rasanya tak tertahankan. Sambil menangis, diantara rasa bersalah, tak berdaya menahan sakit, bingung kenapa harus merasakan hal seperti itu, menyalahkan diri sendiri, dan penyesalan mendalam atas semua kesalahan-kesalahanku, terucaplah kalimat:

Ya Tuhan, bila memang sakit ini datang dariMu, biarlah aku rela menerimanya dengan hati yang ikhlas. Namun bila sakit ini bukan datang dariMu, kumohon dengan sangat, ambillah ya Tuhan karena aku tidak kuat lagi. Bapa kami...

sambil memohon ampun atas segala kesalahan-kesalahanku sampai tanpa sadar aku tertidur dengan sendirinya.

Dalam tidur aku bermimpi, sedang duduk di lantai ketika seorang pria berambut panjang datang menghampiriku. Dia seolah tahu apa yang sedang kurasakan dan langsung memegang kepalaku. Kemudian entah bagaimana caranya, ditariknya sesuatu keluar dari belakang telinga kiriku dan diperlihatkannya kepadaku. Ternyata Dia menarik sebilah jarum yang kedua ujungnya runcing, cukup besar ukurannya dengan panjang sekitar 5cm.

Saat kutanya darimana asalnya jarum itu, Dia hanya tersenyum. Dan ketika aku ingin mengambilnya dari telapak tangannya, Dia malah menutup tangannya. Saat aku ingin bertanya lebih lanjut, Dia malah pergi. Saat Dia menghilang tampaklah langit-langit kamarku, ya, sudah pagi rupanya.

Sempat merenung sebentar sebelum benar-benar bangun. Siapa ya pria tadi, wajahnya kok familiar banget. Saat itu kurasakan kepalaku sudah tidak sakit lagi, namun aku masih belum sepenuhnya mengerti (percaya). Dan ketika udara dingin, saat misa malam Natal, ternyata tidak lagi menggangguku, saat itu pula aku menyadari, DIA sendiri yang datang menjamah dan menyembuhkanku. DIA yang kelahirannya disambut sukacita seluruh dunia telah datang sendiri menjamahku tadi malam.

Semoga bermanfaat. Syaloom.


Popular Posts